Memulai Langkah Kecil: Inspirasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Secara Mandiri Melalui Pembuatan Pupuk Kompos

  • Mar 14, 2024
  • Desa Gumawang

Rabu, 7 Februari 2024 – Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 117 Universitas Sebelas Maret Surakarta bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) mengadakan kegiatan “Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Secara Mandiri” di Balai Desa Gumawang. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai penanganan dalam mengelola sampah rumah tangga secara mandiri melalui pembuatan kompos dari sampah organik. Serangkaian kegiatan ini berisi sosialisasi dan demonstrasi yang dapat memperdalam proses penyerapan materi bagi masyarakat.

Kompos Sebagai Alternatif Pengelolaan Sampah

Program kerja ini diadakan karena munculnya keresahan warga Gumawang dalam menangani permasalahan pada pengelolaan sampah. Masyarakat Desa Gumawang dapat memulai langkah kecil dalam mengatasi permasalahan sampah ini melalui pembuatan bank sampah secara mandiri. Selain itu, masyarakat juga dapat mengurangi jumlah sampah organik rumah tangga dengan menjadikan kompos sebagai alternatif dalam pengelolaan sampah.
Kegiatan ini diawali dengan penjelasan mengenai pengelolaan sampah, alternatif penanganan pengelolaan sampah, cara pengelolaan sampah organik, serta proses pembuatan dan teknik pembuatan komposter oleh mahasiswa KKN. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan kompos dari sampah organik rumah tangga dengan sederhana sehingga dapat dilakukan oleh ibu-ibu secara mandiri di rumah masing-masing.

Bagaimana Proses dan Teknik Pembuatan Komposter?

Demonstrasi pembuatan komposter dilakukan secara langsung dengan disertai penjelasan langkah-langkah pembuatan komposter di halaman Balai Desa Gumawang. Pelatihan pembuatan komposter menggunakan media berupa ember atau drum dalam keadaan kedap udara atau wadah tertutup. Teknik pembuatannya cukup sederhana, hanya dengan menyiapkan wadah berupa ember atau drum bekas yang akan diisi dengan sampah organik yang sebelumnya telah dicacah kecil-kecil. Tujuan dari pencacahan ini untuk mempercepat proses pengomposan. Sampah yang telah dicacah kemudian dimasukkan ke dalam wadah disertai dengan EM4 untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme pengurai. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut diaduk hingga semua tercampur merata.

Dampak Positif Pembuatan Komposter

Kegiatan “Edukasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Secara Mandiri” telah berhasil mambawa dampak yang positif bagi masyarakat Gumawang, khususnya bagi ibu-ibu angota PKK. Selama kegiatan berlangsung, ibu-ibu terlihat sangat antusias dan aktif bertanya mengenai permasalahan sampah yang mereka hadapi. Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN kelompok 117 telah meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Gumawang mengenai pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri melalui pembuatan komposter yang dapat menghasilkan pupuk kompos. Komposter yang dibuat akan berguna sebagai alternatif dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang berpotensi meningkatkan kebersihan lingkungan. Selain itu, juga dapat meningkatkan produktivitas melalui pemanfaatan sampah organik menjadi pupuk kompos.

Komposter dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Pengelolaan sampah rumah tangga memiliki kaitan erat dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs). Melalui praktik pengelolaan sampah yang berkesinambungan, masyarakat dapat berkontribusi pada pencapaian berbagai tujuan SDGs yang mencakup beberapa aspek. Dari 17 aspek tujuan pembangunan berkelanjutan, pengelolaan sampah rumah tangga melalui pembuatan komposter ini berkaitan dengan keberlanjutan, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan sampah rumah tangga berkaitan dengan aspek SDGs 11 yaitu kota dan pemukiman yang berkelanjutan. Pengelolaan sampah rumah tangga dengan baik akan mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat di pemukiman serta dapat mendukung pertumbuhan kota yang berkelanjutan. Penggunaan komposter di tingkat rumah tangga juga dapat mengurangi jumlah sampah yang perlu diangkut ke tempat pembuangan sampah sehingga membantu menciptakan lingkungan pemukiman yang lebih bersih dan berkelanjutan. Kemudian, pembuatan komposter juga berhubungan dengan SDGs 12 yakni produksi dan konsumsi bertanggung jawab. Komposter membantu mengurangi jumlah sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan sampah, sehingga mendukung prinsip pengurangan sampah dan produksi yang lebih bertanggung jawab. Selain itu, pembuatan komposter juga dapat dikaitkan dengan SDGs 13 yaitu mengenai penanganan dan perubahan iklim. Melalui pengomposan sampah organik, dapat mengurangi emisi metana yang dihasilkan dari pembusukan sampah di tempat pembuangan sampah. Metana merupakan gas rumah kaca yang berdampak pada perubahan iklim. Maka dari itu, pembuatan kompos berkaitan pula dengan penanganan dan perubahan iklim. Dengan demikian, pengelolaan sampah melalui pembuatan komposter di rumah tangga dapat mencerminkan upaya untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, menciptakan sistem produksi dan konsumsi yang lebih berkelanjutan, dan mendukung penanganan dan perubahan iklim.

 

Penulis: KKN UNS 117
Penanggung jawab: Amanda Komsatun Sa'diyyah
Ketua Kelompok: Ardhitya Rio Febrian

Pranala luar: https://uns.ac.id
TIM KKN UNS 117
1. Agus Dwi Kuncoro (Fakultas Peternakan)
2. Amanda Komsatun Sa'diyyah (Fakultas Ilmu Budaya)
3. Ardhitya Rio Febrian (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
4. Daffa Aqila Fadhlurrahman (Fakultas Pertanian)
5. Feby Anggraini Safista (Fakultas Pertanian)
6. Nadika Citrasari (Fakultas Ilmu Budaya)
7. Nisesa Miwigen Paragung (Fakultas Ilmu Budaya)
8. Sadita Novilyana Hartatik (Fakultas Ilmu Budaya)
9. Tasya Khairani (Fakultas Ilmu Budaya)