Inovasi Pertanian Perkotaan: Pelatihan Pembuatan Akuaponik (Budikdamber) untuk Pemanfaatan Lahan Pekarangan

  • Mar 14, 2024
  • Desa Gumawang

Minggu, 4 Februari 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 117 Universitas Sebelas Maret Surakarta mengadakan kegiatan "Pelatihan Pembuatan Akuaponik Sederhana untuk Pemanfaatan Lahan Pekarangan". Kegiatan yang berlangsung di balai desa Gumawang tersebut bertujuan untuk menginspirasi masyarakat desa Gumawang agar dapat memanfaatkan lahan pekarangan yang kerap kali tidak digunakan. Sebagian besar penduduk desa Gumawang memiliki lahan pekarangan yang cukup luas. Lahan pekarangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan beberapa kegiatan produktif seperti budidaya tanaman. Meskipun demikian, tidak semua lahan pekarangan dapat mendukung kegiatan budidaya tanaman. Sehingga perlu adanya inovasi dalam memanfaatkan luas lahan pekarangan tersebut.

Akuaponik Sederhana (Budikdamber) sebagai Inovasi dalam Pemanfaatan Lahan Pekarangan

Akuaponik merupakan gabungan dari teknik budidaya ikan dan tanaman dalam satu wadah. Budidaya ikan dalam ember (Budikdamber) sebagai contoh akuaponik sederhana dapat menjadi sebuah terobosan untuk memanfaatkan lingkungan pekarangan. Prinsip budidaya secara akuaponik yaitu tanaman akan memperoleh nutrisi dari ikan, sekaligus berperan sebagai filter yang dapat menetralkan zat berbahaya bagi ikan supaya menjadi lebih sehat. Sehingga terdapat hubungan saling menguntungkan antara ikan dan tanaman dalam konsep budidaya secara akuaponik tersebut. Selain itu, penerapan budidaya secara akuaponik juga dapat memberikan banyak keuntungan bagi pelaku, baik dari segi ekonomi maupun ekologi. Apabila ditinjau dari segi ekonomi, budidaya secara akuaponik dapat menambah jumlah pendapatan karena mampu menghasilkan dua produk sekaligus dalam sekali budidaya. Biaya yang dibutuhkan baik untuk tahap pembuatan maupun pemeliharaan akuaponik juga tergolong rendah, karena tanaman yang dibudidayakan tidak memerlukan penambahan nutrisi secara besar-besaran atau dengan kata lain telah diperoleh dari kotoran ikan. Sedangkan secara ekologi, pembuatan akuaponik dapat dilakukan dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang menjadikan lingkungan lebih bersih dan sehat.

Akuaponik dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Penerapan budidaya secara akuaponik pada lahan pekarangan secara tidak langsung dapat mendukung terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals merupakan komitmen bersama yang diadopsi oleh negara-negara untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Terdapat 17 poin tujuan pembangunan berkelanjutan, salah satunya yakni Kehidupan yang Sehat dan Sejahtera. Penerapan budidaya secara akuaponik pada lahan pekarangan diharapkan mampu mendukung terciptanya kehidupan yang sehat dan sejahtera di masyarakat. Proses budidaya secara akuaponik sangat meminimalisir penggunaan input bahan kimia seperti pupuk maupun pestisida, sehingga produk yang dihasilkan lebih organik, sehat, dan aman. Sebagaimana diketahui bahwa produk pangan organik dapat menghindarkan masyarakat dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh residu bahan kimia, dengan begitu penerapan budidaya secara akuaponik pada lahan pekarangan dapat menjamin kehidupan yang sehat dan sejahtera mulai dari skala kecil yakni keluarga. Penerapan budidaya akuaponik secara masif sekaligus dapat mendukung terciptanya ketahanan pangan dan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat mulai dari skala kecil.

Partisipasi Masyarakat dan Peran Perangkat Desa

Masyarakat yang menjadi sasaran dalam kegiatan “Pelatihan Pembuatan Akuaponik Sederhana (Budikdamber) untuk Pemanfaatan Lahan Pekarangan” merupakan anggota karang taruna desa Gumawang. Anggota karang taruna dipilih menjadi sasaran dalam kegiatan tersebut karena remaja merupakan figur yang sangat berperan penting dalam pembangunan desa. Selain itu, kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan minat remaja desa Gumawang terhadap bidang pertanian sekaligus menunjukkan bahwa kegiatan budidaya dapat dilakukan melalui cara yang berbeda dan inovatif. Rangkaian kegiatan berisi sosialisasi dan praktik pembuatan akuaponik sederhana secara langsung bersama anggota karang taruna untuk mempermudah dalam memahami materi yang diberikan. Metode praktik tersebut diharapkan mampu meningkatkan keterampilan anggota karang taruna serta keberlanjutan dalam membuat akuaponik sederhana secara mandiri.

Kegiatan tersebut mendapatkan respons dan dukungan positif dari perangkat desa Gumawang. Perangkat desa bahkan memfasilitasi dan memberikan arahan kepada Tim KKN UNS 117 dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Perangkat desa juga membantu Tim KKN UNS 117 dalam berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berperan dalam keberjalanan kegiatan tersebut. Adapun hasil yang dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut yakni tumbuhnya keterampilan dan bertambahnya pengetahuan masyarakat khususnya anak muda desa Gumawang terkait penerapan budidaya secara akuaponik. Hasil lain yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan ini berupa beberapa prototipe akuaponik sederhana yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh anak muda desa Gumawang secara khusus dan masyarakat desa Gumawang secara umum.

Alat dan Bahan Pembuatan Akuaponik Sederhana (Budikdamber)

Pembuatan akuaponik sederhana (budikdamber) dapat dilakukan dengan memanfaatkan barang bekas yang ada di lingkungan sekitar. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan akuaponik sederhana (budikdamber) diantaranya yakni ember 80 liter, kran, gelas plastik, kawat, solder, bibit ikan, pakan ikan, media tanam, benih tanaman, EM4, dan air. Alat dan bahan tersebut tergolong mudah ditemui. Bibit ikan yang digunakan dalam kegiatan ini merupakan bibit ikan lele, sedangkan benih tanaman yang digunakan merupakan benih tanaman kangkung. Tanaman yang biasa digunakan dalam budidaya secara akuaponik merupakan tanaman sayur. Adapun media tanam yang digunakan merupakan arang sekam, cocopeat, dan kompos. Ikan lele dan tanaman kangkung dipilih karena tergolong mudah untuk dibudidayakan, sedangkan arang sekam, cocopeat, dan kompos dipilih sebagai media tanam karena sifatnya yang gembur, mudah menyerap air, dan dapat menyediakan nutrisi tambahan bagi tanaman.

Langkah Pembuatan Akuaponik Sederhana (Budikdamber)

Pembuatan akuaponik sederhana dapat diawali dengan merendam ember terlebih dahulu selama satu malam untuk menghilangkan bau plastik yang ada, selanjutnya ember diberi lubang dan dipasangi dengan kran yang berfungsi sebagai saluran pembuangan air. Gelas plastik yang berfungsi sebagai wadah media tanam selanjutnya diberi lubang sebagai tempat masuknya air kedalam media tanam sehingga air dapat terserap oleh akar tanaman. Gelas plastik selanjunya diisi oleh media tanam dan diberi kawat untuk meletakkannya pada ember bagian atas. Ember selanjutnya dapat diisi dengan air hingga merendam bagian bawah gelas plastik, dan gelas plastik dapat ditanami benih tanaman yang telah disiapkan.

Pemeliharaan Ikan dan Tanaman dalam Budidaya Secara Akuaponik

Pemeliharaan ikan dan tanaman dalam budidaya secara akuaponik tergolong mudah. Kegiatan pemeliharaan hanya terdiri dari penggantian air, pemberian pakan, dan pemberian EM4. Penggantian air dapat dilakukan seminggu sekali atau pada saat air didalam ember sudah mengeluarkan bau dan ikan lele menggantung. Ikan lele yang menggantung dapat menjadi indikasi bahwa kualitas air didalam ember sudah menurun. Adapun pemberian pakan dapat dilakukan 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari menggunakan pellet, sedangkan pemberian EM4 dapat dilakukan satu minggu setelah pemeliharaan dengan interval waktu pemberian setiap satu minggu sekali bersamaan dengan penggantian air. Dosis EM4 yang dapat diberikan sebanyak 0,25 ml/L. EM4 merupakan probiotik yang dapat berperan dalam mempertahankan kualitas air. Bakteri didalam EM4 dapat mengubah nitrit (senyawa beracun) menjadi nitrat (senyawa tidak beracun) sehingga ikan tidak teracuni dan senyawa nitrat yang dihasilkan dapat dimanfaatkan tanaman untuk tumbuh. Pemberian EM4 juga dapat berfungsi untuk meningkatkan imunitas ikan serta memperbaiki sistem pencernaan ikan. Pemanenan dapat dilakukan sesuai dengan jenis atau varietas ikan dan tanaman yang digunakan.

 

Penulis: KKN UNS 117
Penanggung jawab: Daffa Aqila Fadhlurrahman
Ketua Kelompok: Ardhitya Rio Febrian

Pranala luar: https://uns.ac.id
TIM KKN UNS 117
1. Agus Dwi Kuncoro (Fakultas Peternakan)
2. Amanda Komsatun Sa'diyyah (Fakultas Ilmu Budaya)
3. Ardhitya Rio Febrian (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
4. Daffa Aqila Fadhlurrahman (Fakultas Pertanian)
5. Feby Anggraini Safista (Fakultas Pertanian)
6. Nadika Citrasari (Fakultas Ilmu Budaya)
7. Nisesa Miwigen Paragung (Fakultas Ilmu Budaya)
8. Sadita Novilyana Hartatik (Fakultas Ilmu Budaya)
9. Tasya Khairani (Fakultas Ilmu Budaya)